Selasa, 23 Februari 2010

"Sunat Jin"

Secara Medis, tak Ada "Sunat Jin"

Dikutip dari HU Pikiran Rakyat

USAI buang air kecil, Agum Saputra (4) tiba-tiba menjerit dan mengeluh sakit di bagian alat kelaminnya. Ketika sang ibu, Musinah (46), memeriksanya, kulit penutup kepala kelamin Agum sudah terlipat keluar dan menunjukkan kondisi seperti sudah disunat.

Kabar "sunat kilat" yang dialami Agum langsung merebak di lingkungan warga RT 7 RW 3, Jln. Kebongedang, Gang Munajat, Kec. Batununggal Kota Bandung. Sejumlah warga meyakini, Agum disunat jin.

Pasangan Wasno (43) dan Musinah pun lalu membawa anaknya ke Klinik Khitan Seno untuk diperiksa. Ternyata, kondisi yang dialami Agum tidak terkait dengan dunia gaib, dan bisa dijelaskan secara medis.

Residen Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah FK Unpad, RS Hasan Sadikin Bandung, dr. Asep Hermana, menyatakan, kondisi yang dialami Agum terjadi karena kulit yang menutupi kepala alat kelamin (preputium) terlipat keluar. Umumnya, kondisi itu dialami laki-laki usia anak karena masih dalam tahap pertumbuhan.

Alat kelamin yang menegang saat hendak buang air kecil seringkali menyebabkan preputium tertarik . "Karena tertarik, sampai menggulung, preputium sulit kembali ke kondisi semula sehingga menunjukkan keadaan seperti habis disunat," katanya.

Khitan atau biasa disebut sunat merupakan tindakan memotong preputium untuk menghilangkan sisa najis yang wajib dilakukan umat Muslim. Warga di banyak negara, bukan cuma di negara berpenduduk mayoritas Muslim, juga menyadari manfaat dari sunat.

Sebuah laporan menyebutkan, di Amerika Utara lebih dari satu juta laki-laki disunat setiap tahunnya. Sunat dapat mengurangi risiko terjangkit gejala penurunan daya tahan tubuh (AIDS) sebesar 60 persen. Demikian kesimpulan terbaru hasil pertemuan sekitar 380 ahli medis dari berbagai negara.

Jika letak preputium tidak diperbaiki, maka akan menjerat alat kelamin pria dan menimbulkan bengkak. "Kondisi tersebut dapat diperbaiki, dengan membuka preputium dan akhirnya disunat," kata Asep.

Tidak sedikit anak laki-laki yang mengalami preputium tertarik. Kebanyakan dari mereka membiarkan hal itu dan menganggap sudah mengalami sunat. "Jika kejadian semacam itu dialami seseorang, ia harus segera diperiksa dokter, karena jika dibiarkan, akan mengalami pembengkakan dan menghambat proses buang air kecil," ujarnya.

Berbeda dengan laki-laki, sunat pada perempuan dilakukan untuk membuang selaput yang menutupi klitoris. "Sampai saat ini, masih jadi polemik apakah hal itu boleh atau tidak dilakukan terhadap perempuan. Namun, itu tergantung pilihan masing-masing individu," ucap Asep yang juga penulis buku kedokteran, Teknik Khitan.

Perkembangan alat sunat yang makin canggih perlu diwaspadai oleh masyarakat. Pasalnya, banyak klinik yang mempromosikan teknik laser namun tidak menggunakan alat semestinya.

Karena terkesan modern, tidak mengherankan jika masyarakat pun tergoda untuk menyunat anaknya dengan metode laser. Apalagi, dari sisi tarif, relatif terjangkau. Tanpa bertanya detail apa itu khitan metode laser dan segala hal yang berkaitan dengannya, akhirnya masyarakat menerima metode itu sebagai hal canggih dalam urusan sunat.

Alat yang digunakan biasanya berupa electric cutter yang juga berfungsi menghambat pendarahan pada luka setelah preputium dipotong. "Kebanyakan orang menyebut alat itu sebagai laser, padahal hanya berupa alat penghambat pendarahan saja. Promosi semacam itu membohongi publik dan melanggar UU Praktik Kedokteran No. 29/2004," imbuh Asep.

Alat sunat yang biasa digunakan untuk teknik laser berupa laser CO2 (yang sering dipakai sharplan CO2 medical laser ) yang sudah memiliki standar peralatan medis. "Jika menggunakan electric cutter, bisa menimbulkan efek luka bakar yang meluas. Karena itu, masyarakat sebaiknya memilih metode yang tepat untuk sunat sehingga aman dan tidak menimbulkan efek samping," tandasnya. (Ririn N.F./"PR")***

Minggu, 14 Juni 2009

Rumah Khitan Pasapen

Didirikan karena di Kabupaten Kuningan belum terdapat klinik yang mengkhususkan dalam pelayanan khitanan. Tenaga profesional yang berpengalaman di bidang khitanan dihadirkan dengan peralatan canggih yang diadaptasi dari teknik operasi modern. Dengan dukungan alat dan kelengkapan yang distandarisasi diharapkan dapat menghasilkan kualitas khitan yang tinggi.

Pendaftaran

Hubungi langsung, Rumah Khitan Pasapen
Jl. Salawati 28 Kuningan
Telepon 0232-877166 jam kerja
Segera isi aplikasi pendaftaran untuk mendapatkan jadwal yang sesuai

Layanan

Layanan Rumah Khitan Pasapen adalah:
1. Khitanan perorangan
2. Khitanan massal
3. Pelatihan Khitan bagi para dokter
4. Konsultasi masalah khitanan
5. Perbaikan komplikasi akibat khitan

Fasilitas Rumah Khitan Pasapen

Fasilitas terdiri dari:
1. Tenaga profesional yang mendapat pelatihan khusus di Bandung
2. Peralatan canggih berupa High Frequent Electro Cauter, sebuah alat standar kamar operasi besar, kini diterapkan dan dipakai di Klinik Rumah Khitan Pasapen, dimana alat ini telah mendapat standarisasi medik.
3. Fasilitas sterilisari alat
4. Fasilitas obat-obtan yang lengkap
5. Tempat yang nyaman dan didisain sesuai selera anak
6. Konsultasi gratis
7. Layanan keluhan 24 jam di telepon 877166

Pendiri Rumah Khitan

Rumah Khitan Pasapen berada dibawah naungan Klinik Asty dengan Yayasan Nabilah sebagai pnyelenggara.
Rumah Khitan ini didirikan oleh dokter Asep Hermana sebagai pakar khitan yang juga penulis buku Teknik Khitan yang diterbitkan EGC tahun 1999 yang dipakai oleh mahasiswa kedokteran di Indonesia. Dr. Asep Hermana juga menulis buku kedua yang berjudul "TEKNIK SIRKUMSIS" yang diterbitkan tahun 2009 yang mengupas teknik khitan dengan teknik mutahir, buku ini juga dipaka sebagai buku pedoman untuk kuliah Khitan di berbagai Universitas di Indonesia

Klinik Asty

Klinik ASTY berdiri pada awal tahun 2000, yang bertempat di JL. Salawati NO.28. Klinik ini didirikan sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat. Didirikan atas dasar kemanusiaan,dimana dalam palaksanaannya kami memberikan banyak sekali pelayanan terutama dibidang kesehatan, agar supaya apa yang dibutuhkan pasien dapat dilakukan sepenuhnya di klinik ASTY ini.
Dengan didirikannya Klinik ASTY ini diharapkan fasilitas dan apa yang disediakan untuk memberikan pelayanan kesehatan ini dapat dimanfaatkan dan dijadikan tempat yang baik untuk menanggulangi atau menangani permasalahan kesehatan.